TERAPI MUSIK SEBAGAI TERAPI KOMPLEMENTER
by Mega R Wijayanti
Terapi
komplementer merupakan terapi yang digunakan sebagai suatu cara penanggulangan
penyakit untuk mendukung pengobatan medis yang sedang dilakukan. Terapi
komplementer tidak untuk menggantikan terapi medis, akan tetapi dalam beberapa
kasus terapi komplementer juga dapat digunakan sebagai single therapy yang tujuannya hanya untuk meningkatkan kesehatan. Terapi
komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem-sistem tubuh,
terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh. Terapi komplementer memiliki
beberapa macam, salah satunya ialah terapi musik (Hadibroto, 2006).
Terapi
musik ialah salah satu terapi komplementer yang menggunakan musik sebagai
mediator dalam penatalaksanaannya. Menurut Alvin (1975), ada 5 unsur musik yang
akan memberikan reaksi pada tubuh tergantung pada kualitas unsur tersebut dan
hubungan dengan unsur lainnya. Unsur-unsur tersebut ialah frekuensi,
intensitas, nada suara, interval, serta durasi yang menghasilkan ritme dan
tempo. Kemudian unsur musik tersebut akan masuk ke kanalis auditorius telinga
luar yang disalurkan ke tulang-tulang pendengaran. Musik tersebut akan
dihantarkan sampai ke thalamus. Musik mampu mengaktifkan memori yang tersimpan
di limbik dan mempengaruhi sistem saraf otonom melalui neurotransmiter yang
akan mempengaruhi hypothalamus lalu ke hipofisis. Musik yang telah masuk ke
kelenjar hypofisis mampu memberikan tanggapan terhadap emosional melalui feedback negative ke kelenjar adrenal untuk
menekan pengeluaran hormon epinefrin, norepinefrin, dan dopa yang disebut
hormon stres. Masalah mental seperti stres berkurang, ketenangan dan menjadi
rileks (Synder dan Lindquist, 2002).
Beberapa teknik penggunaan terapi
musik perlu dipertimbangkan sesuai dengan kondisi yang diinginkan oleh klien.
Penggunaan terapi musik dapat dilakukan secara aktif dan pasif. Terapi musik
aktif mengikutsertakan klien untuk bernyanyi, belajar memainkan alat musik,
menirukan nada-nada, bahkan membuat lagu singkat, sehingga klien ikut
berinteraksi dengan dunia musik. Sedangkan, teknik
lain klien diajak mendengarkan dan menghayati
suatu alunan musik tertentu atau yang
disebut terapi musik pasif. Hal terpenting dalam teknik
penggunaan terapi musik adalah pemilihan jenis musik yang tepat sesuai dengan
kebutuhan klien. Contohnya, pada klien yang membutuhkan kondisi relaksasi dapat
dilakukan terapi musik melalui teknik latihan pernapasan dan mendengarkan musik
lembut melalui headphone (Saputra, 2004).
Dalam Kongres Terapi Musik ke-9 di
Washington tahun 1999, dipresentasikan lima model terapi musik, terapi musik
tersebut adalah :
a. Guide Imagery and Music dari Helen Bony
Merupakan terapi yang disusun secara berurutan guna
mendukung, membangkitkan, dan memperdalam pengalaman yang terkait dengan
kebutuhan psikologis dan fisiologis. Sepanjang perjalanan musik yang didengar,
klien diberi kesempatan untuk menghayati berbagai aspek kehidupannya melalui
perjalanan imajinatif. Musik yang berjalan akan membantu klien
mendekonstruksikan kisah kehidupan lama dan menstimulinya dengan hal baru.
b. Creatif Music
Therapy dari Poul Nordoff & Clive Robbins
Merupakan terapi yang memposisikan klien dan terapis sebagai
pusat pengalaman. Bermain musik adalah fokus dalam sesi terapi dan mulai dari
awal terapi individu dan pengalaman musikal akan diserap melalui sesi-sesi yang
berlangsung.
c. Behavioral Music Therapy dari Clifford K. Madsen
Yaitu terapi yang menggunakan musik sebagai kekuatan atau
isyarat stimulus untuk meningkatkan atau memodifikasi perilaku adaptif dan
menghilangkan perilaku mal-adaptif. Musik disini digunakan untuk membantu
program memodifikasi perilaku.
d. Improvisasi Music Therapy dari Juliette Alvin
Yaitu terapi musik yang didasarkan atas pemahaman suatu
terapi musik akan berhasil jika klien dibebaskan untuk mengembangkan kreasinya,
memainkan, atau memperlakukan alat musik sekehendak hati. Terapis samasekali
tidak memberikan intervensi, mencampuri atau ataupun memberikan peraturan,
struktur, tema, ritme, maupun bentuk musik. Dalam arti, tanpa seorang terapis
profesional pun terapi ini bisa dilaksanakan.
Adapun batasnya adalah penggunaan musik yang terpantau dalam proses pengobatan, rehabilitasi, pendidikan, atau pelatihan bagi anak-anak atau orang dewasa yang mengalami gangguan fisik, mental, atau emosional. Tiga pendekatan yang diwujudkan untuk menolong klien yang membutuhkan bantuan, yaitu :
Adapun batasnya adalah penggunaan musik yang terpantau dalam proses pengobatan, rehabilitasi, pendidikan, atau pelatihan bagi anak-anak atau orang dewasa yang mengalami gangguan fisik, mental, atau emosional. Tiga pendekatan yang diwujudkan untuk menolong klien yang membutuhkan bantuan, yaitu :
Terapi musik digunakan sebagai bagian dari terapi medis atau
psikologis yang sedang dijalani klien untuk mengatasi hambatan fisik, mental,
atau emosionalnya.
2) Pendekatan Rekrasional
Musik digunakan sebagai sarana hiburan, tidak ada tuntuan
apapun yang diminta dari klien, karena tujuannya untuk menciptakan suasana hati
yang postitif bagi klien.
3) Pendekatan Edukatif
Penerapan terapi musik dalam lingkup pendidikan yang
dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan belajar. Pendidikan yang diberikan
tidak memiliki target tertentu dan tidak ditetapkan untuk mencapai suatu
tingkat kemampuan tertentu karena penerima terapi adalah anak-anak atau orang
dewasa yang mengalami gangguan atau mempunyai hambatan.
e. Analisis Music Therapy dari Mary Priesley
Merupakan jenis terapi musik yang mengijinkan klien bertukar
informasi sebanyak-banyaknya dengan terapis. Dialog yang terjadi memungkinkan
terapis menggali alam bawah sadar klien. Landasan kerjanya merupakan gabungan
antara konsep-konsep Psikoanalisis dengan kebebasan ber-Improvisasi pada terapi
musik Improvisasi (Djohan, 2006).
Terapi
musik memiliki banyak keuntungan dalam meningkatkan kualitas hidup seseorang,
pelengkap pengobatan medis serta memberikan efek positif (ketenangan) bagi
tubuh. Berikut ini merupakan beberapa manfaat terapi musik menurut Djohan
(2006).
1. Relaksasi,
mengistirahatkan tubuh dan pikiran.
Terapi
musik memberikan kesempatan bagi tubuh dan pikiran untuk mengalami relaksasi
yang sempurna. Dalam kondisi relaksasi yang sempurna, seluruh sel dalam tubuh
akan mengalami reproduksi,
sehingga penyembuhan secara alami akan berlangsung dan produksi hormon di dalam
tubuh seimbang dan pikiran mengalami penyegaran.
2. Meningkatkan
kecerdasan
Sebuah
efek terapi musik dapat meningkatkan intelegensi seseorang. Hal ini telah
diteliti secara ilmiah dan membuktikan bahwa pemberian musik klasik dalam masa
kandungan dapat menstimulasi otak menjadi cerdas. Hal ini dikarenakan otak
janin selama masa pembentukan sangat baik apabila mendapat rangsangan positif
seperti terapi musik.
3. Pengembangan
diri
Musik
sangat berpengaruh pada pengembangan kualitas kepribadian seseorang. Hasil
penelitian menunjukan bahwa orang yang mempunyai masalah perasaan cenderung
mendengarka musik yang sesuai dengan perasaanya. Maka dari itu, dengan mengubah
jenis musik yang didengarkan menjadi musik yang memotivasi, masalah perasaan
akan berkurang.
4. Meningkatkan
kemampuan mengingat
Terapi
musik dapat meningkatkan daya ingat dan mencegah kepikunan. Hal ini terjadi
karena bagian otak yang memproses musik terletak berdekatan dengan memori,
sehingga ketika seseorang melatih otak dengan terapi musik, maka secara
otomatis memorinya akan terlatih.
5. Mengurangi
rasa sakit
Musik
bekerja pada sistem saraf otonomyaitu bagian sistem saraf yang bertanggung
jawab mengontrol tekanan darah, denyut jantung dan fungsi otak yang mengontrol
perasaan dan emosi. Mendengarkan musik merasa teratur membantu tubuh
relaksasi secara fisik dan mental sehingga membantu penyembuhan dan mencegah rasa sakit.
6. Meningkatkan
kekebalan tubuh
Apabila
jenis musik yang kita dengar sesuai dan dapat diterima tubuh, maka tubuh akan
bereaksi dengan mengeluarkan hormon serotonin yang dapat menimbulkan perasaan
nikmat dan senang sehingga sistem kekebalan tubuh akan meningkat dan membuat
tubuh lebih sehat.
7.
Merubah ke arah
yang lebih positif
Dalam kelompok seperti pada pecandu narkoba dan alkohol,
terapi musik dapat memberikan efek positif bagi penggunanya. Ketika musik
didengarkan akan merangsang penderita mengikuti irama sehingga tubuh akan
menjadi lebih rileks dan merubah penderita ke arah yang lebih positif.
Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terapi musik merupakan bagian dari
komplementer. Terapi musik merupakan
suatu terapi yang menggunakan alunan beat, ritme dan harmoni sehingga
meningkatkan kualitas hidup baik secara fisik dan psikologis. Terapi musik
memberikan pengaruh terhadap saraf otonom baik parasimpatis maupun saraf
simpatis sehingga efeknya terhadap tekanan dan pernapasan serta sistem limbik
memberikan efek terhadap perasaan nyaman. Manfaat terapi musik secara umum dapat dirasakan oleh
setiap orang baik anak-anak maupun dewasa, seperti penurunan rasa cemas,
Relaksasi, mengistirahatkan tubuh dan pikiran, Meningkatkan kecerdasan,
Meningkatkan kemampuan mengingat.
DAFTAR PUSTAKA
Djohan.
(2006). Terapi Musik : Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta : Galangpress.
Hadibroto, A. (2006). Seluk beluk pengobatan alternatif dan
komplementer. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.
Heinrich, M. et al. (2009). Farmakologi dan Fisioterapi. Jakarta : EGC.
Saputra, L. (2004). Terapi dengan
musik. Batam: Interaksana.
Comments