ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)
by. Mega R Wijayanti
Bayi Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) yaitu bayi baru lahir yang berat badannya 2500 gram atau lebih
rendah tanpa memandang masa gestasi. Dalam definisi ini tidak termasuk
bayi-bayi dengan berat badan kurang daripada 1000 gram. Berat lahir adalah
berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir.
ETIOLOGI
Penyebab terbanyak
terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor lain dari ibu adalah umur,
paritas, dll. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan
kembar/ganda, serta faktor janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR.
a. Faktor
Ibu
· - Faktor
penyakit
Penyakit yang berhubungan langsung
dengan kehamilan, misalnya toxemia gravidarum, perdarahan antepartum, trauma
fisik dan psikologis. Selain itu penyakit lain seperti nefritis akut, infeksi
akut, dll.
· - Usia
Angka kejadian tertinggi pada bayi BBLR
adalah umur ibu dibawah 20 tahun dan pada multigravida yang jarak kelahirannya
terlalu dekat.
· - Keadaan
Sosial
Keadaan ini sangat berperan sekali
terhadap timbulnya BBLR. Hal ini disebabkan oleh gizi yang kurang baik karena antenatal care yang kurang.
- Sebab
Lain
Karena ibu perokok, peminum alkohol atau pengguna obat-obatan terlarang.
b. Faktor
Janin
· - Hydrammion
· - Kehamilan
yang multiple
· - Kelainan
kromosom
· - Syphilis
termasuk juga infeksi kronis
c. Faktor
Lingkungan
· - Tempat
tinggal di dataran tinggi
· - Radiasi
· - Zat-zat
racun
PATOFISIOLOGI
Pernafasan spontan
bayi baru lahir bergantung kepada kondisi janin pada masa kehamilan dan
persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu menimbulkankan asfiksia ringan yang
bersifat sementara pada bayi (asfiksia transien), proses ini dianggap sangat
perlu untuk merangsang kemoreseptor pusat pernafasan agar lerjadi “Primary
gasping” yang kemudian akan berlanjut dengan pernafasan. Bila terdapat gangguaan
pertukaran gas/pengangkutan O2 selama kehamilan persalinan akan terjadi
asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fugsi sel tubuh dan
bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian. Kerusakan dan gangguan fungsi
ini dapat reversibel/tidak tergantung kepada berat dan lamanya asfiksia.
Asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatu periode apnu (Primany apnea)
disertai dengan penurunan frekuensi jantung selanjutnya bayi akan
memperlihatkan usaha bernafas (gasping) yang kemudian diikuti oleh pernafasan
teratur. Pada penderita asfiksia berat, usaha bernafas ini tidak tampak dan
bayi selanjutnya berada dalam periode apnea kedua (Secondary apnea). Pada
tingkat ini ditemukan bradikardi dan penurunan tekanan darah. Disamping adanya
perubahan klinis, akan terjadi pula gangguan metabolisme dan pemeriksaan keseimbangan
asam basa pada tubuh bayi.
Pada tingkat pertama
dan pertukaran gas mungkin hanya menimbulkan asidosis respiratorik, bila gangguan
berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi metabolisme anaerobik yang berupa
glikolisis glikogen tubuh, sehingga glikogen tubuh terutama pada jantung dan
hati akan berkurang. Asam organik terjadi akibat metabolisme ini akan menyebabkan
tumbuhnya asidosis metabolik. Pada tingkat selanjutnya akan terjadi perubahan
kardiovaskuler yang disebabkan oleh beberapa keadaan diantaranya hilangnya
sumber glikogen dalam jantung akan mempengaruhi fungsi jantung, terjadinya
asidosis metabolik akan mengakibatkan menurunnya sel jaringan termasuk otot
jantung sehinga menimbulkan kelemahan jantung dan pengisian udara alveolus yang
kurang adekuat akan menyebabkan akan tingginya resistensinya pembuluh darah
paru sehingga sirkulasi darah ke paru dan ke sistem tubuh lain akan mengalami
gangguan. Asidosis dan gangguan kardiovaskuler yang terjadi dalam tubuh
berakibat buruk terhadap sel otak. Kerusakan sel otak yang terjadi menimbulkan
kematian atau gejala sisa pada kehidupan bayi selanjutnya.
TANDA
DAN GEJALA
a. Prematur
Berat
badan < dari 2500 gram, tinggi badan < dari 45 cm, lingkar dada < 30
cm, lingkar kepala < dari 33 cm.
· Tanda-tanda
anatomis:
1. Kulit
keriput tipis, merah, penuh bulu-bulu halus (lanugo) pada dahi, pelipis,
telinga dan lengan. Lemak dalam jaringan subcutan sedikit.
2. Kuku jari
tangan dan jari kaki belum mencapai ujung jari.
3. Bayi
prematur laki-laki testis belum turun dan pada wanita labia minora lebih
menonjol.
· Tanda-tanda
fisiologis:
1. Gerak
pasif dan tangis hanya merintih walau lapar tidak menangis, bayi lebih banyak
tidur dan lebih malas.
2. Suhu
tubuh mudah berubah menjadi hypotermis. Hal ini disebabkan oleh:
- Pusat
pengatur panas belum berfungsi dengan sempurna.
- Kurangnya
lemak dalam jaringan subcutan akibatnya mempercepat terjadinya perubahan suhu
tubuh.
- Kurangnya
pergerakan akibatnya produksi panas juga berkurang.
- Permukaan
tubuh relatif lebih luas, sehingga pengeluaran panas melalui tubuh lebih
besar.
- Alat
pernafasan belum bekerja dengan sempurna.
PEMERIKASAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan antara lain:
a. Pemeriksaan
skor ballard.
b. Tes
kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan.
c. Darah
rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar
elektrolit dan analisa gas darah (AGD).
d. Foto
dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan
umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan
akan terjadi sindrom gawat nafas.
e. USG
kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan.
KOMPLIKASI
Komplikasi langsung yang dapat terjadi
pada bayi berat lahir rendah antara lain:
a. Hipotermia
b. Hipoglikemia
c. Gangguan
cairan dan elektrolit
d. Hiperbilirubinemia
e. Sindroma
gawat nafas
f. Paten
duktus arteriosus
g. Infeksi
h. Perdarahan
intraventrikuler
i. Apnea
of Prematurity
j. Anemia
Masalah
jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan berat lahir rendah
(BBLR) antara lain:
a. Gangguan
perkembangan
b. Gangguan
pertumbuhan
c. Gangguan
penglihatan (Retinopati)
d. Gangguan
pendengaran
e. Penyakit
paru kronis
f. Kenaikan
angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
g. Kenaikan
frekuensi kelainan bawaan
Komplikasi lainnya:
a. Sindrom
aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit
membran hialin.
b. Dismatur
preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu.
c. Hiperbilirubinemia,
patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak.
d. Hipotermia,
Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan darah.
e. Infeksi,
retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC).
f. Bronchopulmonary
dysplasia, malformasi konginetal.
KONSEP
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Biodata:
· Identitas
bayi
· Identitas
orang tua
b. Fisik
Biologis bayi:
- Keadaan
bayi saat dilahirkan: warna kulit, rambut, tebal lemah subcutan, gerakan, hasil
Apgarscore, keampuan bernafas, temperatur, dll.
- Keadaan
bayi saat pengkajian: fisik, kesadaran, tingkatan sakit, kemampuan bernafas,
temperatur, dll.
- Pengkajian
proses pertolongan dan penanganan selanjutnya
c. Fisik
Biologis Ibu:
- Riwayat
kehamilan, umur kehamilan, dll.
- Riwayat
persalinan dan proses pertolongan persalinan
- Keadaan
fisik ibu saat pengkajian
- Riwayat
penyakit ibu
d. Pengkajian
terhadap psiko-sosial dan spiritual pada bayi kalau mungkin diambil
e. Identifikasi
masalah (dengan mengelompokkan data)
- Data:
- Otot
pernafasan masih lemah.
- Bayi
sesak nafas.
- Refleks
batuk lemah.
Adanya gangguan pada saluran pernafasan
- Data:
- Suhu
tubuh tidak tetap.
- Proses
berkeringat tidak adekuat.
- Lemah
dalam subcutan tipis.
Adanya gangguan pada pengaturan suhu
tubuh.
Data:
- Metabolisme
hati jelek
- Aktifitas
hati menurun
- Persediaan
glukosa tidak adekuat
Adanya gangguan pada fungsi hati
Data:
- Refleks
minum jelek
- Toleransi
terhadap PASI jelek
- Perkembangan
otot pencernaan lemahAdanya gangguan pola nutrisi
Data:
- Terdapat
edema pada kepala sedikit
- Bayi
selalu basah karena BAB/BAK
- Adanya
gangguan rasa nyaman
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Tidak
efektifnya pola nafas b.d imaturitas fungsi paru dan
neuromuskuler
2. Termoregulasi
tidak efektif b.d imaturitas fungsi pengaturan suhu, kurangnya
lemak sub kutan.
3. Resiko
infeksi b.d sistem pertahanan tubuh yang belum sempurna, faktor
lingkungan, proses persalinan, prosedur invasif, luka pemontongan tali pusat,
ketuban pecah sebelum waktunya, ibu mengalami infeksi.
4. Resiko
gangguan integritas kulit b.d struktur kulit yang belum
sempurna, ketebatasan gerak, kontak berulang dengan substansi kimia, kontak
berulang dengan bahan termis, diare kronis, bayi post matur, gangguan
sirkulasi.
5. Resiko
terjadi aspirasi b.d adanya celah pada palatum, refluk
gastroesofageal, fistula esofageal, muntah, gangguan reflek menelan, pemakaian
NGT.
INTERVENSI
KEPERAWATAN
Diagnosa 1
Tujuan dan kriteria hasil : pola nafas efektif /
paten
Intervensi :
a. Observasi
pola nafas dan tanda cyanosis
b. Monitor
frekuensi pernafasan dan HR
c. Tempatkan
kepala pada posisi hiperekstensi
d. Atur
ventilasi ruangan tempat perawatan klien
e. Beri
O2 sesuai program dokter
f. Berikan
pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang kebutuhan O2
g. Kolaborasi
dalam pemeriksaan gas darah
Diagnosa 2
Tujuan dan kriteria hasil: Suhu tubuh normal (36–37OC), bayi tidak menunjukkan berkeringat yang berlebihan,
kulit teraba hangat, frekuensi pernafasan dan bunyi jantung normal, tidak ada
tanda-tanda neurologis, tidak cynosis.
Intervensi
:
a. Tempatkan
bayi pada inkubator, beri pakaian dan selimut bila di tempatkan pada box terbuka.
b. Monitor
suhu bayi bandingkan dengan suhu lingkungan.
c. Atur
suhu inkubator, suhu lingkungan.
d. Monitor
tanda-tanda hipertermi : kemerahan, berkeringat.
e. Monitor
tanda dan gejala stress dingin : penurunan suhu, kelemahan,pucat.
f. Hindari
penyebab hilangnya panas pada bayi.
g. Pintu
inkubator di buka bila perlu saja.
h. Berikan
lingkungan yang hangat.
Diagnosa 3
Tujuan dan kriteria hasil :
Tidak terjadi infeksi dengan kriteria :
a. Memperlihatkan
tanda-tanda vital normal.
b. Kulit
bayi kemerahan.
c. Berat
bayi tidak turun tidak lebih dari 10 % dalam 5 hari pertama.
d. Bayi
tampak aktif.
e. Reflek
menghisap kuat.
f. Bayi
tidak diare.
g. Tidak
muntah.
h. Tali
pusat kering dan tidak ada tanda-tanda infeksi di sekitar tali pusat.
i. Mata
bersih.
j. Sklera
putih.
k. Tidak
ada tanda-tanda infeksi pada mata
l. Tidak
terjadi ikterik.
Intervensi :
a. Bekerja
dengan prinsip aseptik.
b. Berikan
tetes mata profilaksi pada bayi setelah lahir.
c. Rawat
tali usat dengan kompres alkohol 70%, kaji bau,warna dan kondisi tali pusat.
d. Jauhkan
bayi dari sumber infeksi
e. Observasi
tanda-tanda vital.
f. Observasi
tanda-tanda infeksi.
g. Dorong
ibu untuk memberikan ASI sedini dan sebanyak mungkin.
h. Kolaborasi
dokter untuk pemberian antibiotiK.
Diagnosa 4
Tujuan dan Kriteria Hasil : Kulit yang
diharapkan bersih dan utuh dengan kriteria :
a. Tidak
ada luka bakar kulit.
b. Bayi
mempertahankan gerakan otot dan sendi.
c. Intake
nutrisi adekuat.
d. Bayi
mempertahankan sirkulasi yang adekuat.
Intervensi :
a. Mandikan
bayi dengan air hangat atau pembersih lain ( minyak ).
b. Cegah
pemakaian sabun alkalin atau yang mengandung heksa klorofen.
c. Bila
perlu gunakan plester hipoalergenik.
d. Observasi
kondisi kulit setiap mandi, ganti popok, atau pakaian, catat bila ada perubahan.
e. Ubah
posisi bayi setiap 2 jam.
f. Gunakan
vaselin untuk mengolesi pantat setiap ganti popok.
g. Jaga
kulit bayi agar tetap bersih dan kering.
h. Jaga
alat tenun agar tetap bersih , kering dan licin.
i. Pertahankan
intake nutrisi yang adekuat.
Diagnosa 5
Tujuan dan Kriteria Hasil :
Hasil yang diharapkan tidak terjadi
aspirasi dengan kriteria :
a. Jalan
nafas bersih.
b. Tidak
mengalami gangguan pernafasan.
c. NGT
terpasang dengan baik dan benar.
Intervensi :
a. Miringkan
kepala pada saat bayi muntah.
b. Untuk bayi yang
gangguan reflek menelan :
1. Berikan
minum melalui NGT.
2. Pastikan
penempatan selang masuk ke lambung.
3. Tinggikan
kepala selama minum dan sesudah minum.
4. Aspirasi
isi lambung sebelum minum, berikan minum sesuai jumlah residu.
c. Pada anak dengan celah atau bibir
palatum
1. Perlu
berikan minum dengan berikan sendok atau pipet dengan posisi kepala ditinggikan.
2. Gunakan
dot yang lembut dan besar dengan lubang yang besar.
3. Pada
saat menyusui, poisisi puting tidak melalui celah bibir.
4. Sering
disendawakan selama pemberian minum.
5. Bila
menteskan susu dilidah di bagian belakang.
\
REFERENSI
1. Perawatan Bayi dan Anak. Departemen
Kesehatan RI Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. Edisis 1. 1989.
2. Catzel, Pincus dan Robert,
Ian.1995. Kapita Selekta Pediatri. Buku kedokteran EGC Edisi 2.
3.Tim Pelayanan dan Kesehatan pendidikan
keperawatan Panti Rapih.2004.Standaar Asuhan Keperawatan Anak dan Bayi Baru
Lahir.Yogyakarta:Bidang Pelayanan dan pendidikan Kperawatan panti Rapih.
4. Prof.Hull,David.1995.Pedoman Bagi
Orang Tua Kesehatan Anak Petunjuk Paling Mutakhir dan Lengkap Mengenai Semua
Aspek Kesehatan Anak sejak Pembuahan Hingga Masa Remaja. Penerbit
Arcan.Jakarta.
Comments